Permusuhan yang di lancarkan suku Quraish semakim memuncak, Tak segan-segan mereka melakukan penyiksaan dan pembunuhan kepada para pengikut Islam. Beberapa sahabat serta pengikut Nabi berhijrah ke Ethopia. Sebahagian lain di asingkan dan di miskinkan oleh pemimpin pemimpin Quraish.
Satu hari , kaum kafir Quraish mengadakan perbincangan di Masjidil Haram bertujuan untuk membunuh Muhammad ketika menjumpainya. Mereka berbondong-bondong mencari Rasulullah Muhammad saw. Mendengar kabar itu, menitislah air mata , Fatimah mengabarkan kepada beliau tentang rencana busuk kafir Quraish.
Nabi memutuskan untuk berhijrah ke Madinah. Beliau memerintahkan Ali untuk baring di katil bagi menggantikan posisi Beliau. Malam itu sekitar 40 orang mewakili masing-masing penyembah berhala mengepung rumah Nabi dan bertekad bulat menyerang dan membunuh Rasulullah saw.
Nabi berhasil meloloskan diri. Sementara Fathimah di dalam rumah cemas dengan serangan musuh yang datang. Di luar rumah dia mendengar terikan orang-orang kafir. Hanya ALLAH yang tahu ketakutan serta gelisahnya pada malam yang panjang itu. Fathimah mengetahui kekejaman dan kebengisan kaum kafir.
Ketika fajar menyingsing, kaum Quraish menyerbu ke rumah Rasulullah sambil menghunus pedang-pedang mereka. . Bagai gerombolan binatang buas beringas menyalak mangsanya. Mereka masuk secara paksa kerumah Nabi. Kemudian mereka masuk ke bilik Nabi lalu menyelak selimut yang terbentang di katil dengan maksud membunuh Beliau.namun mereka terkejut ketika mendapati Ali berbaring di katil dan mengenakan pakaian Rasulullah. Mereka meninggalkan rumah dengan perasaan kalah dan kecewa , dendam dan hanya bisa menyimpan marah kepada Nabi dan Ali.
Ali selamat dari pembunuhan itu. Dia berangkat bersama rombongan yang sebahagian besarnya adalah wanita keluarga Nabi, di ataranya Fatimah bt Asad, ibunya, Fathimah binti Rasulullah, Fathimah bt Hamzah serta keluarga Nabi lainnya.
Pada mulanya rombongan itu di pimpin oleh Abu Waqid yang kasar dan membentak-bentak wanita -wanita agar cepat .
Kemudian Ali berkata kepada Abu waqid, "Wahid Abu Waqid jangan bersikap kasar kepada mereka. Mereka adalah wanita."
Abu Waqid menjawab, "Aku kuatir jika kita bergerak lambat, orang-orang kafir akan menyusul kita,"
Ali berkata, "Biarlah aku menggantikanmu. Nabi berkata kepadaku, "Wahai Ali , sesungguhnya sejak sekarang mereka tidak dapat menyusul mu untuk menimpakan sesuatu yang tidak kamu kehendakki.
Ali kemudian menggantikan Abu waqid memimpin rombongan itu dengan s
Benar, ketika rombongan keluarga Rasulullah saw dan pengikutnya mendekati daerah Dhajnan, lapan orang kafir Quraish yang menunggamg kuda dari Mekah mampu menyusul mereka. Rombongan berkuda itu kemudian menghadang merka. Huwairits ibn Naqidz, lelaki berwajah garang dan tidak bersahabat, pemimpin rombongan berkuda itu, maju menghadang rombongan muslimin dengan kudanya.
Dia berkata, "Hai Ali ! Hendak kemana kalian?"
Kami menuju Yatsrib,"jawab Ali
"Kalian orang Islam. Tidak boleh meninggalkan Mekah! Kami mencari pemimpinmu, di mana dia?
"
"Untuk apa kalian mencari pemimpin kami. Apakah kalian juga ungin memeluk Islam?"
Demi Latta dan Uzza, kami akan membunuh sepupumu itu. Aku akan memaksamu untuk menunjukkan di mana Muhammad"
Ketika Ali menolak dengan gagah berani, kelompok berkuda itu menyerang Ali dan bebarapa pemuda lain yang berada dalam rombongan muslimin itu. Ali menangkis tebasan pedang dengan mereka dengan pedang terhunus. Bagai singa menyerang mangsanya, Ali memporak perandakan pasukan berkuda itu. Satu persatu dari kaum "Quraish itu tersungkur dari kudanya dan tewas.Menyaksikan rakan-rakanya tewas n sisa dari kafir Quraish itu menjauhi Ali. Namun Huwairitz ibn Naqids sempat melukai Fathimah putri Rasulullah, lalu melarikan diri.
Ali khuatir, mereka yang memburu semakin banyak. Segera dia melanjutkan perjalanan. Itulah detik -detik paling menegangkan, mengerikan dan pedih bagi Fathimah . Jika bukan kerana kasih sayang serta perlindungan ALLAH , serta kepahlawanan dan keberanian Ali, pastilah malapetaka menimpa keatas meraka.
Di desa Quba, di pinggiran kota Yatsrib, di rumah seorang Ansar, sudah 3 hari Rasulullah dan Abu Bakar menunggu kedatangan rombongan Ali. Ketika memberikan ceramah di depan orang-orang Ansar dan Muhajirin di rumah itu, tiba-tiba seseorang tergopoh-gopoh masuk kedalam dan melapurkan kedatangan rombongan Ali. Nabi segera keluar menjemput puterinya Fathimah serta keluarganya yang lain dan gembira menyambut kedatangan mereka.
Seminggu kemudian Nabi memasukki jantung kota Yatsrib yang kemudian namanya di tukar kepada Madinah. Setibanya di Madinah m Nabi membawa Fathimah ke rumah milik Abu Ayyub al-Ansari. Keyika itulah Fathimah menjadi tamu ibu Abu Ayyub.
Di madinah , Nabi saw mulai mengatur strategi. Kota ini kemudian menjadi pusat pemerintah Islam pertama kali di dunia. Nabi mendirikan masjid . Kerana Nabi Muhammad tinggal di sisi masjid, maka pusat kegaitan serta pusat pertemuan Nabi dengan para pengikutnya di lakukan di masjid itu.
Hidup bersama Nabi di Madinah, bagi Fathimah adalah periode kehidupan kedua yang tidak kalah sulitnya.
Di Madinah , Fathimah mula menginjak dewasa harus berjuang lebih keras untuk memulai kehidupan baru, Setelah badai menderanya di Mekah, kematian ibunya, hijrah ke Madinah dan menghadapi serangan yang tak kunjung padam di lancarkan kaum Quraish.
Di Madinah Nabi bernikah dengan Saudah . Beliau kemudian memindahkan Fathimah ke tempat Saudah. Setelah itu Nabi bernikah dengan Ummu Salamah . Ummu Salamah berkata " Rasulullah menikahi aku dan dia menyerahkan urusan putrinya kepadaku. Aku merawat dan mengurusnya. Padahal demi ALLAH , dia lebih terdidik du banding aku dan dia mengatahui segala sesuatu."